Jembrana Itu Daerahku
Sebagai daerah agraris dengan penduduk yang sebagian besar berprofesi sebagai petani, Kabupaten Jembrana juga dikenal dengan populasi kerbaunya yang dikembangkan oleh masyarakat setempat. Dahulunya, kerbau ini dipergunakan untuk keperluan membajak sawah dan pengolahan tanah sebelum musim tanam padi. Pekerjaan ini biasanya dilaksanakn secara gotong royong oleh masyarakat sambil mengadu kecepatan kerbau berlari di lahan basah dengan menarik lampit (alat perata tanah). Selain itu, kerbau juga dimanfaatkan sebagai pengangkut hasil panen dari sawah ke rumah masing-masing. Dari kebiasaan menarik lampit di sawah dan pedati pengangkut hasil panen tersebut kemudian muncul keinginan dari para pemilik kerbau untuk berpacu mengadu kecepatan lari kerbau di jalanan sambil menarik pedati masing-masing. Tradisi inilah yang kemudian berkembang sebagai sebuah tradisi dengan nama “Makepung”, yang ada 2 jenis yaitu Makepung di arena berlumpur (Makepung Lampit), dan Makepung di daratan (jalan di daerah persawahan).
Dalam perkembangannya, Makepung akhirnya menjadi sebuah tradisi khas masyarakat Jembrana yang tetap dilestarikan dan bahkan telah menjadi Ikon Jembrana, sehingga Kabupaten Jembrana juga dikenal sebagai Bumi Makepung.
Dewasa ini, makepung yang telah ditetapkan sebagai salah satu ”Warisan Budaya Nasional”, dengan segala daya tarik dan keunikannya, telah dikemas sebagai salah satu atraksi wisata andalan Kabupaten Jembrana, dalam bentuk Lomba Makepung yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun, pada Bulan Juli sampai dengan Nopember. Ada 9 kali lomba pada 6 lokasi berbeda yang dilaksanakan setiap tahunnya, pada Hari Minggu setiap 2 minggu sekali. Dari 9 kali Lomba tersebut, terdapat 2 Lomba Makepung yang dilaksanakan secara meriah yakni Bupati Cup pada Bulan Agustus dan Jembrana Cup pada Bulan Nopember.
Yang tidak kalah menarik dalam lomba makepung adalah kerbau dan kereta atau pedati yang dipergunakan dihias atraktif dengan berbagai ornamen dan aksesoris tradisional Bali yang indah dan menarik, termasuk para Joki yang juga menggunakan pakaian tradisional Bali. Dalam setiap perlombaan, jumlah peserta mencapai 500 pasang kerbau yang terbagi dalam 2 regu, dan 4 kelas.
Pelaksanaan Lomba Makepung juga dimeriahkan dengan pementasan kesenian-kesenian tradisional, khususnya Kesenian Jegog yang merupakan maskot Kabupaten Jembrana di bidang seni. Selain sebagai hiburan, musik jegog juga dimaksudkan untuk mengiringi dan memberi semangat kepada peserta lomba makepung.
Komentar
Posting Komentar